BLORA, Lingkarjateng.id – Penanaganan tanah longsor yang memutus akses jalan Desa Gadon dan Desa Panolan Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora mulai dikerjakan.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) OP 4 memulai survei alat berat pemancangan. Dalam waktu sebulan BBWS akan memasang material turap baja SSP untuk penanganan longsor.
Staf Teknis BBWS OP4, Sapto, mengatakan pengiriman material dan alat berat mulai berdatangan sejak Senin, 22 April 2024. Setidaknya ada 75 turap baja SSP dan beberapa alat berat untuk mitigasi longsoran di Kecamatan Cepu tersebut.
“Hari ini juga ada 10 dump truk pasir atau tanah untuk akses jalan. Waktu sebulan kedepan penanganan tersebut direncanakan. Harapannya bisa diselesaikan apabila kondisi lokasi memungkinkan. Alat pemancangnya pakai vibro,” jelasnya, Selasa, 23 April 2024.
Sapto menyampaikan penanganan titik longsor tersebut bersifat darurat dan menjadi prioritas. Selain itu penanganan longsor sifatnya kolaboratif.
“Penanganan longsor dari BBWS, untuk jalannya itu tanggung jawab dinas terkait. Kategori prioritas, sebab dari Kabalai dan Bupati Blora menginginkan segera teratasi,” ucapnya.
Sementara itu Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Blora, Surat, mengatakan perbaikan jembatan Jalan Desa Gadon-Panolan menunggu mitigasi BBWS rampung. Sebab, menurutnya perlu pembongkaran jalan agar hasilnya kokoh dan maksimal.
“Kami tunggu BBWS dulu. Pemancangan alat mitigasi juga tergantung volume air. Setelah beres baru kami beraksi,” ungkapnya.
Namun pihaknya belum bisa memastikan anggaran yang dibutuhkan karena perbaikan infrastruktur tersebut sifatnya darurat.
“Soal anggaran belum pasti. Sebab ini bukan proyek kontraktual yang sudah ada hitungan pastinya. Ini sifatnya darurat karena bencana. Jadi dibangun sebagaimana baiknya dulu,” terangnya.
Surat menyampaikan terima kasih kepada BBWS pusat dan Bupati Blora terkait respon dan penanganan cepat longsor tersebut.
“Hasil dari lobi pak Bupati ke pusat kemarin sangat cepat. Semoga segera rampung lah. Karena ini masyarakat juga banyak yang mengeluh kalau kondisi seperti ini, rute putar jalannya cukup jauh,” terangnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)