Meski Tidak Berbahaya, Warga Blora Diimbau Tetap Waspada Flu Singapura

BLORA, Lingkarjateng.id Masyarakat Indonesia di sejumlah sudah terdeteksi mengalami flu Singapura atau penyakit kaki, tangan, dan mulut. Meskipun tidak sampai membahayakan, namun petugas kesehatan tetap mengimbau masyarakat untuk waspada.

Direktur Rumah Sakit Samin Surosentiko Randublatung, Hartono, menjelaskan flu Singapura adalah jenis infeksi menular yang terjadi karena serangan virus. Penyakit ini paling sering menyerang anak bawah lima tahun (balita). 

“Infeksi virus flu singapura biasa menyebabkan munculnya beberapa gejala, mulai dari bintil-bintil air dan luka-luka di sekitar mulut, tangan, dan kaki. Akan tetapi, terkadang luka-luka tersebut juga muncul di siku tangan, bokong, lutut, dan lipat paha,” jelasnya, Rabu, 1 Mei 2024.

Hartono juga menyampaikan flu Singapura merupakan jenis penyakit yang tidak berbahaya dan tidak membutuhkan perawatan khusus. Gejala yang muncul biasanya akan hilang dan membaik dalam waktu dua minggu. Meski begitu, ia menegaskan, bukan berarti kondisi tersebut bisa diabaikan dan dibiarkan tanpa penanganan.

“Flu singapura yang dibiarkan saja tanpa ada perawatan yang tepat bisa mengundang komplikasi penyakit yang serius. Beberapa komplikasi yang bisa terjadi karena infeksi virus flu singapura adalah meningitis, polio, dan bahkan kematian,” terangnya.

Gejala flu Singapura pada umumnya yakni demam tinggi, sakit tenggorokan, hilangnya nafsu makan, muncul ruam merah dan luka. Contohnya melepuh berwarna merah pada bagian lidah, gusi, dan bagian dalam pipi. Pada bayi atau anak, penyakit ini bisa membuat rewel dan mudah marah, sakit perut, batuk, hingga muntah.

Hartono menerangkan, flu singapura biasanya diawali dengan munculnya demam dan dilanjutkan dengan muncul tukak atau luka di sekitar gusi, serta lidah pada 1-2 hari. Saat mengalami kondisi ini, biasanya seseorang akan merasa sakit saat minum, makan, ataupun menelan.

Seiring berjalannya waktu, orang yang terinfeksi virus flu singapura akan mengalami gejala munculnya ruam di sekitar telapak tangan dan kaki, serta terkadang pada bokong dan selangkangan.

“Pencegahan dan Pengobatan Flu Singapura. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran virus flu singapura. Mulai dari menjauh dan mengisolasi orang yang sudah terinfeksi virus, membersihkan area-area yang dicurigai terkontaminasi virus, dan menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan,” pungkasnya.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Edi Widayat, Dinkes Blora terus berupaya agar masyarakat Blora zero dari flu Singapura dengan memberikan edukasi kepada masyarakat terkait penyakit tersebut dan mengajak menerapkan pola hidup sehat.

“Maka dari itu, anak yang mengidap penyakit ini perlu mendapatkan perawatan di rumah agar lebih cepat untuk pulih dan dapat kembali beraktivitas. Pengobatan hanya berdasarkan gejala,” ungkapnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)