Berhasil Pecahkan Rekor Muri, Rangkaian Gas Deso Blora Punya Makna Filosofis

BLORA, Lingkarjateng.id – Perayaan kemerdekaan Republik Indonesia atau agustusan di Kabupaten Blora berlangsung unik dan mengandung makna filosofis dibaliknya. Kegiatan yang dikemas dalam Gas Deso Kabupaten itu diikuti ribuan warga dengan mengenakan pakaian adat Samin serta menyajikan 9.640  sego berkat buntel daun jati.

Perayaan agustusan itu pun tercatat dalam rekor dunia oleh Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai acara agustusan yang spektakuler.

Dibalik kemeriahannya, terdapat makna filosofis dibalik rangkaian Gas Deso tersebut. Pertama, prosesi Gas Deso diawali  dengan pengumpulan air dan tanah yang berasal dari 295 desa/kelurahan se-Kabupaten Blora. Hal itu dimaksudkan  sebagai simbol persatuan, kesatuan dan semangat sesarengan membangun Kabupaten Blora.

Kedua, acara ini juga diikuti berbagai kalangan masyarakat yang menggambarkan kerukunan masyarakat dengan menggunakan pakaian adat masyarakat Samin. Nampak juga para tokoh Sedulur Sikep Samin dari Desa Sambongrejo dan Desa Klopoduwur.

Pakaian Samin yang berwarna hitam polos dan lengkap dengan ikat kepala khasnya, memiliki makna tersendiri, yakni merupakan simbol kesederhanaan, kejujuran dan kesahajaan.

Ketiga, sego berkat buntel godong jati juga menyiratkan semangat kebersamaan dan kekompakan yang ada di Blora. Gas Deso yang selama ini dilaksanakan di semua pelosok pedesaan mempunyai makna kebersamaan, kerukunan juga saling memberi dan menerima dengan ikhlas dan riang gembira.

Kegiatan ini diikuti 369 dari seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) yang ada di Pemerintah Kabupaten Blora, kecamatan serta seluruh desa dan kelurahan. Termasuk Instansi vertikal, BUMN, BUMD, Ormas dan sekolah serta koperasi.

Para jajaran OPD juga turut berpartisipasi dalam penyediaan sego berkat godong jati. Mereka membawa 20-30 bungkus sego berkat yang ditata dalam tiga tampah dan masing-masing tampah berisi 10 bungkus sego berkat.

Bupati Blora, Arief Rohman, mengatakan bahwa tasyakuran HUT Kemerdekaan RI di Blora kali ini memang dilaksanakan dengan konsep baru yaitu dengan nguri-uri peninggalan budaya tak benda berupa Gas Deso.

“Masyarakat sangat antusias sekali, acara yang diikuti 5.731 peserta dengan mengenakan pakaian adat Samin, yakni  berpakaian serba hitam lengkap dengan ikat kepala. Duduk bersila memenuhi sepanjang Jalan Pemuda Blora, mereka membawa 9.640 nasi berkat yang dibungkus dengan daun jati. Ini diluar prediksi, karena ada tambahan baik jumlah nasi berkat maupun pesertanya,’’ jelasnya pada Rabu sore, 16 Agustus 2023 .

Bupati Arief menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang sangat antusias menyemerakkan perayaan kemerdekaan di acara gas deso.

“Terima kasih kepada tim Muri yang telah berkenan hadir dan mencatat kegiatan hari ini. Semoga bisa memecahkan rekor. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Kabupaten Blora atas kontribusinya dalam mendukung terselenggaranya pemerintahan yang baik, meski masih banyak yang perlu ditingkatkan,” pungkas Bupati Arief. 

Salah satu peserta yang ikut dalam Gas Deso, Yatno mengatakan bahwa dirinya merasa bangga menjadi bagian dari pencatatan rekor MURI untuk Kabupaten Blora.

“Saya ikut bangga, saya bisa menjadi satu dari ribuan peserta yang menorehkan rekor MURI,” ujar pria asal Randublatung itu. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)