BLORA, Lingkarjateng.id – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora menyebutkan butuh anggaran Rp5 miliar untuk membangun embung retensi di Kecamatan Cepu.
Kebutuhan embung retensi dinilai penting karena Kecamatan Cepu merupakan daerah rawan banjir. Sedikitnya ada tiga titik yang kerap banjir, salah satunya di Kelurahan Tambakromo.
Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) DPUPR Blora, Surat, menjelaskan kanal banjir Tambakromo belum maksimal dalam menampung air. Sebab, permukiman di kawasan tersebut sudah padat.
“Di sana itu sudah padat jadi sulit menampungnya. Padahal sudah ada embung besar,” ujarnya, Jumat, 19 April 2024.
Sedangkan Embung Nglebok, menurut Surat, kurang efektif karena posisinya berada di tengah-tengah.
“Beda kalau di Embung Nglebok. Harusnya air ke hulu dulu lalu ke embung. Lalu dialirkan secara bertahap. Hasilnya seperti di Tuk Buntung. Sekarang sudah jarang banjir, hanya genangan saja,” terangnya.
Saat ini pihaknya masih mencoba melobi Kelurahan Tambakromo untuk mengalihfungsikan tanah bengkok untuk embung retensi.
“Kami sudah coba komunikasi. Setidaknya butuh satu hektare agar bisa mendirikan embung retensi,” ujarnya.
Jika ditaksir perhitungannya, Surat menyebut butuh anggaran sekitar Rp5 miliar untuk pembangunan embung seluas satu hektare. Rencananya dana pembangunan embung akan diusulkan ke pemerintah provinsi.
“Kami perlu bantuan dari provinsi. Alhasil kami usulkan ke bankeu provinsi sebesar Rp5 miliar,” sambungnya.
Terlepas upaya antisipasi banjir dengan Pembangunan embung, pihaknya berharap masyarakat ikut meningkatkan kesadaran kebersihan Sungai. Sebab salah satu faktor penyebab banjir adalah sampah yang menumpuk di aliran sungai.
”Saat kami lakukan mitigasi terlihat sampah-sampah menyumbat aliran sungai. Kami juga sudah pasang plang larangan dan menjelaskan denda atau aturannya agar masyarakat bisa paham. Soal lingkungan sudah semestinya tanggung jawab kita bersama,” tegasnya. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)