Petani Khusus Desa Sogo Blora Ngaku Tolak Diberi Fasilitas Pertanian PT APM

BLORA, Lingkarjateng.id – Warga Dukuh Kelompok, Desa Sogo, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, Sakip (60), mengaku pernah menolak fasilitas yang ditawarkan sebagak kelompok kemitraan petani khusus dengan PT Agritama Prima Mandiri (APM) selaku mitra dari program kredit usaha rakyat (KUR) Bank BNI Blora.

Sakip mengatakan, sejak dipilih sebagai petani khusus dirinya dengan tegas menolak fasilitas berupa bibit hingga peralatan pertanian yang diberikan kepadanya. Pasalnya dirinya merasa khawatir bakal tersandung masalah.

“Saya takut terjadi masalah dibelakangnya nanti, seperti yang sudah pernah terjadi pada petani hutan waktu itu,” ucap Sakip pada Selasa, 10 Oktober 2023.

Pihaknya yang dipilih sebagai petani khusus juga pernah ditawari untuk mendapatkan pinjaman benih jagung, pupuk, obat-obatan serta ditawari sejumlah uang.

“Satu pun tidak pernah ada yang tak ambil, termasuk mau diberikan uang Rp 500 ribu,” tambahnya.

PT APM Bantah Pencatutan Petani dalam Pinjaman KUR Bank BNI Blora

Tak hanya itu, Sakip juga mengaku pernah dijemput di rumahnya dengan mobil untuk dibawa ke Blora.

“Katanya mau dikasih hadiah dan uang, tapi saya kekeh untuk tidak mau. Hati saya sudah tidak enak pokoke,” jelasnya.

Dia juga sempat menyebut salah oknum pegawai PT yang dulu pernah sering menawari fasilitas pertanian, namun kini tidak tahu kabar keberadaannya sekarang.

“Kabar terakhir orangnya sudah keluar dari PT,” ungkapnya.

Kaget Nama Suami Dicatut Jadi Peminjam KUR BNI Blora, Istri Tiba-Tiba Pingsan

Dirinya berharap agar kabar adanya petani yang namanya digunakan untuk pengambilan kredit, bisa segera dibebaskan dari tuduhan utang.

“Kami orang kecil tidak tahu apa-apa. Jangan manfaatkan kami,” pungkasnya.

Sementara itu, Rumini (50) yang merupakan istri Sakip) menambahkan bahwa dirinya sempat disodori berkas untuk ditandatangani ketika menghadiri undangan di salah satu desa di Kecamatan Randublatung sekitar Maret 2023.

“Kalau tidak salah memang saya dan suami disodori berkas oleh pegawai bank, untuk tanda tangan, tapi saya tidak mau,” ungkap Rumini.

Kesaksian Petani Khusus yang Mendadak Berhutang di BNI Blora

Rumini menjelaskan bahwa saat menghadiri undangan, ada bantuan berupa alat semprotan untuk pertanian.

“Ada bantuan sempretan juga, tapi saya juga tidak mau ambil. Pokoke tidak ada yang tak ambil,” ujarnya.

Sedangkan terkait berkas yang diberikan untuk ditandatangani, Rumini mengaku tidak ingat pasti berasal dari bank mana.

“Kalau tidak salah memang pegawai BNI,” sebutnya.

Dia berharap, agar nama suaminya tidak termasuk dalam daftar yang digunakan untuk ambil pinjaman di bank.

“Semoga nama kami tidak ada. Meskipun diawal kami juga sudah sempat mengumpulkan fotokopi KTP dan KK,” harap Rumini. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)