Menkes Sebut Jumlah Kematian KPPS Pemilu 2024 Lebih Rendah dari Pemilu 2019

JAKARTA, Lingkar.news Angka kematian petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) pada Pemilu 2024 mengalami penurunan dibandingkan pemilu sebelumnya yaitu Pemilu 2109.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin saat ditemui di Rumah Sakit Kanker (RSK) Dharmais, Jakarta, pada Jumat, 16 Februari 2024.

Turunnya angka kematian petugas, kata dia, salah satunya dipengaruhi oleh kesadaran kesehatan yang meningkat dari masyarakat yang mengajukan diri untuk menjadi petugas KPPS.

“Dibandingkan pemilu sebelumnya yang angka kematiannya di atas 100 orang, tahun ini menurun jauh. Kita merasa bahwa masyarakat sudah lebih paham kalau bekerja itu jangan terlalu dipaksakan,” kata Menkes Budi.

Ke depannya, Menkes Budi menargetkan tidak ada lagi kasus kematian bagi petugas KPPS pada saat bertugas.

 Salah satu caranya, ungkap dia, adalah dengan meneruskan kegiatan skrining kesehatan bagi para calon anggota KPPS sebelum ditetapkan, sebagaimana yang dilakukan pada pemilu kali ini.

“Rata-rata mereka punya komorbid, jadi ada darah tinggi, ada diabetes. Mungkin yang ingin kita lakukan sebelum jadi anggota KPPS, kita skrining dulu untuk memeriksa tekanan darah tinggi dan tes gula. Penyebabnya yang sering dua penyakit itu,” tutur Menkes Budi.

Senada, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Idham Holik sebelumnya mengatakan petugas KPPS yang meninggal pada Pemilu 2024, tak sebanyak Pemilu 2019.

“Jumlahnya memang tidak banyak (seperti Pemilu 2019),” ujar Idham.

KPU RI, kata Idham, juga telah mengusulkan agar penghitungan suara dilakukan dengan dua panel, yaitu panel menghitung surat suara Presiden dan Wakil Presiden serta DPD, serta panel lainnya menghitung surat suara DPR dan DPRD, sehingga hal tersebut dapat mengurangi beban petugas KPPS.

“Kami sudah merancang dua panel perhitungan suara di TPS. Menurut kajian kami yang telah melakukan simulasi di Kota Tangerang, Kota Bogor, Palembang, Kutai Kartanegara, itu ada efisiensi waktu,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)