Kuota Calon Haji 2024 asal Boyolali Capai 1.042 Jamaah, Berikut Rinciannya

BOYOLALI, Lingkar.news – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah telah menyiapkan seribuan kuota calon haji di daerahnya untuk jadwal pemberangkatan tahun 2024 melalui Embarkasi Bandara Adi Soemarmo.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kantor Kemenag Kabupaten Boyolali, Sauman di Boyolali, pada Sabtu, 27 Januari 2024.

“Kuota calon haji asal Boyolali pada 2024 ini naik menjadi 1.042 calon haji dibanding penyelenggaraan tahun sebelumnya telah memberangkatkan sebanyak 888 calon haji ke Tanah Suci,” kata Sauman.

Sauman menjelaskan, kuota calon haji asal Boyolali pada tahun ini totalnya sebanyak 1.042 jamaah, terdiri atas 800 calon haji reguler dan 242 calon haji cadangan yang dipersiapkan untuk menjalankan ibadah haji ke Tanah Suci.

“Dari 800 calon haji reguler asal Boyolali itu, rinciannya 742 calon haji nomor urut kursi dan 58 calon haji perioritas lansia. Kami juga menyiapkan sebanyak 242 calon haji cadangan, sehingga total kuota calon haji yang kami layani tahun ini ada 1.042 calon haji,” katanya.

Dia menjelaskan, sebanyak 800 calon haji reguler tersebut yang sudah terlayani dalam perjalanan haji tahun ini, sedangkan sebanyak 242 calon haji lainnya merupakan cadangan. Jumlah calon haji itu sudah melaksanakan sesuai tahapan calon haji.

“Jumlah calon haji Boyolali yang sudah pelunasan hingga Jumat, 26 Januari 2024, totalnya sebanyak 292 calon, terdiri atas 275 calon haji reguler dan 17 calon haji cadangan,” paparnya.

Bagi calon haji yang masuk kuota reguler, maka mereka harus menjalani proses pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Setelah dinyatakan sehat atau mampu untuk beribadah haji, baru melakukan pelunasan Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).

Menurut dia, Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) pada 2024 sebesar Rp95.926.122. Angka tersebut bersumber dari nilai manfaat yang dikelola oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) dan Bipih yang dikeluarkan oleh calon haji. Persentase 40 persen dari nilai manfaat dan 60 persen dari Bipih.

Dia menjelaskan, nilai Bipih dari beberapa embarkasi di Indonesia berbeda-beda, untuk Embarkasi Solo sebesar Rp58.562.008. Bipih tersebut dipergunakan untuk penerbangan haji, akomodasi di Mekah, sebagian biaya akomodasi Madinah, biaya hidup, dan visa bagi calon haji.

Calon haji waktu pendaftaran sudah membayar senilai Rp25 juta, sehingga mereka nanti tinggal membayar sisanya dari Bipih.

Dia menjelaskan pula, untuk calon haji cadangan bermula dari yang bersangkutan datang ke kantor Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu (PLHUT) Kemenag Boyolali untuk melaporkan dan menyatakan kesiapan diri sebagai jamaah haji kuota cadangan.

Calon haji kuota cadangan memberikan pernyataan untuk berangkat di atas materai. Setelah itu, pihak dari PLHUT akan membantu membuka blokir Sistem Informasi dan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat). Calon haji kemudian melaksanakan pemeriksaan kesehatan. Setelah dinyatakan sehat oleh Dinas Kesehatan, kemudian melunasi Bipih.

Menurut dia, yang namanya calon haji cadangan tersebut saat posisi di atasnya tersedia, mereka siap berangkat. Calon haji cadangan itu tidak menggugat jika tidak berangkat. Mereka akan berangkat tahun depan, jika biaya naik maka akan mengikuti informasi terbaru terkait berjalan haji. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)