BLORA, Lingkarjateng.id – Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Blora memberi perhatian khusus kepada FS (21), seorang wanita disabilitas ganda (wicara, rungu dan intelektual), asal Desa P Kecamatan Jepon, yang mengalami pelecehan seksual hingga hamil dua kali.
Kehamilan pertama dialami FS itu pada tahun 2021. FS sempat melahirkan anak perempuan di RSUD dr. R. Soetijono Blora dibawah penanganan langsung dr. Nugroho Adi Warso, Sp.OG. namun waktu itu dokter mendeteksi ada kelainan pada organ jantung bayi sehingga dirujuk ke RSUP dr. Kariadi Semarang. Sayangnya 3 bulan kemudian anak tersebut meninggal setelah mendapatkan perawatan.
Malangnya lagi, FS saat ini kembali hamil, dan lagi-lagi tidak diketahui siapa ayah dari bayi yang dikandung itu. Saat ini wanita malang itu tengah menghitung hari untuk menanti kelahiran anak keduanya.
Kepala Dinsos Blora, Indah Purwaningsih, mengatakan berbagai pihak terus memberikan perhatian terhadap kasus FS. Pihak kepolisian saat ini masih melakukan penyelidikan terhadap tersangka. Namun sayangnya, kepolisian menghadapi kesulitan dalam berkomunikadi dengan FS.
Dinas Kesehatan melalui puskesmas Jepon dan bidan Desa, Wahyu Vera Apriliani terus memantau serta memeriksa kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya secara rutin. Bidan Vera juga memfasilitasi pemeriksaan kandungan di dr. Nugroho Adi Warso, Sp.OG.
Selain melakukan kunjungan rutin, Dinsos juga mendata FS dan keluarga masuk di DTKS sehingga sehingga akan mendapatkan bantuan berupa sembako, nutrisi, susu dan sejumlah pangan lainnya.
Di tahun 2023, Dinsos juga telah menganggarkan tes DNA khusus untuk FS dalam rangka membantu pihak kepolisian mengungkap siapa pelaku dibalik hamilnya FS.
Tidak hanya itu, Kementerian Sosial RI melalui Balai Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Mental (BRSPDM) “Margo Laras” Pati juga memberikan bantuan kambing dan pemeriksaan kehamilan mulai usia kehamilan FS menginjak 7 bulan.
Kemudian dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Kartini, Temanggung juga pernah melakukan terapi khusus untuk mengorek keterangan siapa pelaku yang menghamili FS. Sementara untuk pendampingan di lapangan dilakukan oleh Pekerja Sosial Anak
LSM Sasana Inklusi & Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia juga berinteraksi dengan FS untuk menyemangati FS.
Sementara itu, Ketua TP PKK Kabupaten Blora, Ainia Shalichah, beserta Pokja 1 juga beberapa kali terlihat mengunjungi kediaman FS.
Diharapkan, awal tahun 2023 menjadi harapan yang cerah untuk mengungkap siapa pelaku yang menghamili FS.
“Sangat diharapkan, berbagai pihak dituntut tetap konsisten dalam pengungkapan kasusnya. Tidak hanya sekedar menyalahkan dan mencari kambing hitam atas tidak kunjung terungkapnya kasus ini,” ujar Indah. (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)