Deklarasikan Ponpes Aman Tanpa Kekerasan, Dinsos P3A Blora Gelar Sosialisasi

BLORA, Lingkarjateng.id Perlindungan khusus anak di lingkungan pondok pesantren (ponpes) menjadi kebutuhan penting di tengah kondisi darurat kekerasan. Berbagai macam upaya digalangkan oleh pemerintah untuk menekan angka kekerasan pada anak, khususnya di lingkungan pondok pesantren.

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Blora bekerja sama dengan Kementerian Agama, Kanwil Kemenag dan Dinsos P3A Provinsi Jawa Tengah pun menggandeng Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Klaten yang didukung UNICEF menggelar sosialisasi serta deklarasi pesantren aman dan nyaman tanpa kekerasan serta pencegahan perkawinan anak dan pencegahan kekerasan berbasis gender di Gedung Graha Khozinatul Ulum, Kabupaten Blora pada baru-baru ini.

Salah satu narasumber dari LPA Klaten, Hidayatus Sholihah mengungkapkan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang sudah berjalan selama satu tahun dalam rangka mendeklarasikan pesantren yang aman dan nyaman tanpa kekerasan.

“Sosialisasi ini sudah berjalan satu tahun. Untuk di Blora ini, dimulai dari Pesantren Khozinatul Ulum. Karena bertepatan dengan peringatan Hari Anak Sedunia, maka kami pun mendeklarasikan Pesantren Khozinatul Ulum sebagai pesantren yang aman, nyaman tanpa kekerasan,” ucapnya.

Ia menyampaikan, maksud dari deklarasi tersebut yakni dimaksudkan agar pondok pesantren tidak melakukan diskriminasi, menghapus hukuman yang berdampak buruk bagi anak, pengasuh dan guru menerapkan disiplin positif, tidak ada bully di pesantren, dan mewujudkan pesantren aman, nyaman dan bebas kekerasan.

Dirinya pun berharap dengan penandatanganan bersama Deklarasi Pesantren Ramah Anak ini menjadi sebuah titik balik untuk transformasi menyeluruh badan lembaga pondok pesantren dalam menghadirkan dan mewujudkan pondok pesantren yang ramah anak dan berbasis hak anak.

“Agar apa? agar kedepannya, tidak ada lagi kasus-kasus kekerasan yang terjadi di dalam pondok pesantren dan anak-anak dapat mengenyam pendidikan dengan nyaman dan aman. Dengan itu, pesantren bisa melahirkan santri-santri yang berdaya menjaga martabat kemanusiaan,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Blora, Mahbub Djunaidi yang hadir di acara ini menyampaikan terima kasih kepada LPA Klaten dan UNICEF karena telah memperhatikan perlindungan anak di Kabupaten Blora.

“Tidak boleh ada kekerasan di pesantren karena pesantren menyiapkan generasi calon-calon pemimpin yang siap pakai, mereka akan mewarisi cara-cara guru dalam mendidik sekarang,” tegasnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)