Simon Apresiasi Kinerja Polri Amankan KTT AIS Forum 2023 di Bali

JAKARTA, Lingkar.news – Pengamat intelijen, pertahanan dan keamanan, Ngasiman Djoyonegoro secara khusus mengapresiasi capaian Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam pengamanan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island State (AIS) Forum 2023.

KTT AIS Forum 2023 yang digelar di Bali itu, sejauh ini berjalan aman dan lancar dengan pengamanan berlapis tingkat tinggi. 

Ini bukti bahwa Indonesia adalah negara yang selalu siap untuk penyelenggaraan kegiatan internasional dan diplomasi lainnya. 

Pria yang akrab disapa Simon ini juga menyebut bahwa Polri sudah menunjukkan level kematangan.

“Sekali lagi Polri telah menunjukkan level kematangan dalam mempersiapkan pengamanan sebuah KTT. Pengalaman, kerja keras dan dedikasi yang tinggi ini patut kita apresiasi,” kata Simon.

Dalam pandangan Rektor Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal ini, pengamanan sebuah kegiatan merepresentasikan banyak hal, diantaranya kekuatan, stabilitas, dan ekonomi sebuah negara. 

Pengamanan tempat wisata seperti Bali, kata dia, bukan hal mudah. Kegiatan wisata di luar jadwal oleh tamu-tamu negara sangat terbuka. 

“Kita tahu, seluruh pulau Bali adalah tempat wisata. Jadi, probabilitas ancaman keamanan terhitung tinggi,” tuturnya. 

Ia pun memuji bahwa Polri telah bersiap dan sigap menangani hal-hal yang dimungkinkan bakal terjadi.

“Tampaknya Polri cukup siap dan sigap dalam menangani berbagai kemungkinan yang akan muncul,” ujarnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, keamanan yang maksimal berkontribusi pada kelancaran acara, sehingga menghasilkan komitmen-komitmen strategis bagi negara-negara peserta. 

KTT AIS, kata dia, memiliki posisi yang strategi dalam konteks penanggulangan dampak perubahan iklim. Negara-negara yang paling terdampak oleh naiknya permukaan air laut, fenomena el nino dan la nina adalah negara-negara kepulauan yang hadir dalam AIS.

Sekali lagi, Indonesia menunjukkan kepemimpinannya di tingkat global dalam menangani dan menghadapi permasalahan dampak perubahan iklim.
“Pembangunan soliditas dan solidaritas antara negara-negara kepulauan diharapkan mampu untuk mencegah dampak buruk perubahan iklim di masa yang akan datang,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkar.news)