Dituding Pungli, SDN 2 Tambakromo Blora akan Kembalikan Uang Iuran

BLORA, Lingkarjateng.id – Dugaan pungutan liar atau pungli di SDN 2 Tambakromo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora mendapat perhatian dari Dinas Pendidikan.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Blora melalui Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana Sandy Tresna Hadi meminta agar komite sekolah mengundang kembali semua wali murid untuk membicarakan kelanjutan sumbangan pembangunan paving sekolah.

“Kami minta unsur yang diundang mulai saksi-saksi dari luar sekolah seperti pihak kelurahan, Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta pihak media. Kesepakatan yang terjadi dalam forum tersebut agar ditaati bersama dan dituangkan dalam berita acara yang ditandatangani semua yang hadir. Dengan kesepakatan tersebut, kami harapkan polemik bisa segera berakhir,” ujar Sandy di Blora, Rabu, 3 Januari 2024.

Sementara itu, Ketua Komite SDN 2 Tambakromo Ahmad mengatakan, hari ini Kamis, 4 Desember 2024 sesuai saran dari Dinas Pendidikan, wali murid akan diundang kembali membahas iuran pembangunan paving.

“Silakan kawan-kawan media ikut hadir, duduk bersama kita bahas kelanjutannya,” ucap Ahmad.

Dugaan Pungli di SDN 2 Tambakromo Blora, Kepala Sekolah: Itu Iuran Sukarela

Ia menegaskan bahwa niat awal tidak ada sedikitpun untuk melakukan pungli.

“Niat kami tulus untuk membenahi sekolah,” tegasnya.

Terpisah, Kepala SDN 2 Tambakromo, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora Fitri Khorun Nisa menyatakan bahwa uang iuran sebesar Rp2,6 juta rupiah akan dikembalikan kepada 65 wali murid yang sudah menyumbang secara sukarela.

“Setelah kami timbang dan meminta banyak pertimbangan, kami putuskan uang akan kami kembalikan besok pagi Kamis (4 Januari 2023) jam 08.00 WIB, sesuai undangan,” tuturnya.

Menurutnya, langkah itu dianggap yang terbaik sehingga tidak ada lagi anggapan bahwa sekolah telah melakukan pungli.

“Kami tahu ini sebuah konsekuensi, yang pasti besok kita kembalikan,” ucapnya.

Fitri juga menunjukkan kondisi terkini halaman sekolahnya yang dulunya dipasang paving kini sudah hancur.

“Lihatlah kondisi halaman sekolah kami, apalagi saat hujan seperti ini. Kasihan siswa kami,” tuturnyanya.

Soal tudingan pungli yang dilakukan oleh pihaknya, Fitri mengaku jika mungkin dirinya belum memahami soal aturan iuran.

“Yang jelas itu suka rela, tidak ada paksaan. Niat kami tulus, hanya mungkin cara kami yang belum pas sehingga menjadi begini,” imbuhnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)