Dinrumkimhub Blora Gencarkan Program Tuku Lemah Oleh Omah

BLORA, Lingkarjateng.id – Program Tuku Lemah Oleh Omah kini menjadi program unggulan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora. Program yang diinisiasi oleh mantan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo ini mulai dirasakan manfaatnya oleh warga Blora.

Melalui program itu, warga yang sebelumnya tinggal di rumah susun Cepu kini sudah bisa tinggal di rumah sendiri.

Kepala Dinas Perumahan Pemukiman Kepala dan Perhubungan (Dinrumkimhub) Kabupaten Blora, Pitoyo Trusingtyas Sarodjo, melalui Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman, Denny Adhiharta Setiawan, mengatakan bantuan ini bertujuan membantu warga miskin agar mempunyai rumah melalui bantuan program rumah sederhana sehat.

Adapun syarat untuk mendapatkan bantuan tersebut yakni warga yang sudah berkeluarga, belum punya rumah, dan terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial RI.

“Bantuan rumah itu material nilainya sebesar Rp40 juta di atas tanah berukuran 4×7 meter kubik,” jelasnya, Rabu, 3 April 2024.

Dari konsep itu, lahirlah program Jateng Gayeng Mbangun Omah Bareng “Tuku Lemah Oleh Omah” yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2020 lalu.

Program yang dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2022 silam itu, sudah ada 6 unit rumah yang dibangun dengan lokasi terpisah-pisah. Lalu pada 2023, sebanyak 3 unit rumah dibangun di Kecamatan Cepu.

Selanjutnya pada tahun 2024 ini, Kabupaten Blora kembali mendapat bantuan untuk 13 kepala keluarga yang juga berlokasi di Cepu.

“Rencana di APBD Perubahan Provinsi Jawa Tengah akan ada tujuh orang lagi tambahan,” sambungnya.

Denny menyampaikan, dari program tersebut masyarakat diwajibkan memiliki lahan terlebih dahulu baik dari warisan, milik sendiri, maupun yang belum.

Terkait mekanisme, nantinya Dinrumkimhub mengusulkan bantuan yang akan diverifikasi provinsi.

“Alhamdulillah, untuk tahun ini ada 13 kepala keluarga yang tinggal di Rusunawa Cepu mendapat bantuan dengan letak rumah seperti kompleks. Letaknya di Desa Nglandeyan, Kedungtuban,” bebernya.

Di lokasi itu, Denny menjelaskan, sebagian warga yang sebelumnya tidak memiliki lahan, bekerja sama dengan lembaga BPR Jawa Tengah untuk kredit membeli tanah yang murah.

“Nantinya warga mengangsur ke Bank BPR Jawa Tengah,” jelas Denny. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)