Wabup Tri Yuli Minta Mahasiswa KKN di Blora Bantu Kelola Website Desa

BLORA, Lingkarjateng.id Wakil Bupati (Wabup) Blora Tri Yuli Setyowati meminta kepada 180 mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri (UNUGIRI), Bojonegoro, Jawa Timur yang akan melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk membantu pemerintah desa dalam mengelola website desa.

Menurutnya, hal itu penting untuk dijadikan sarana promosi wisata atau pun produk-produk UMKM. Ia juga mendorong para mahasiswa untuk menerapkan ilmunya semasa kuliah untuk diaplikasikan secara langsung ke masyarakat.

“Adik-adik mahasiswa, saya minta terapkan ilmu yang sudah didapatkan selama kuliah untuk menganalisis masalah di desa masing-masing dan menemukan solusinya. Selain itu, para mahasiswa diminta juga membantu Pemerintah Desa dalam pengelolaan website desa sebagai sarana promosi wisata atau pun produk-produk UMKM,” kata Wabup Tri Yuli saat menerima mahasiswa KKN UNUGIRI di Aula Bappeda Kabupaten Blora pada Selasa, 1 November 2022.

Lebih lanjut, Mbak Etik sapaan akrab Wabup Tri Yuli menyebutkan bahwa, KKN yang akan dilaksanakan selama satu bulan itu berada di dua kecamatan, yakni di Banjarejo dan Ngawen. Di dua kecamatan tersebut nantinya, akan dibagi 10 desa. Masing-masing desa akan ada 18 mahasiswa.

Ia juga berharap, KKN UNUGIRI Bojonegoro ini bisa melaksanakan sosial keagamaan, kesehatan remaja, dan bimbingan belajar sebagai aktualisasi pencegahan stunting.

Sementara itu, Rektor UNUGIRI Bojonegoro Jauharul Ma’arif mengatakan siap untuk sesarengan mbangun Blora.

“Adanya KKN di Blora ini memang diharapkan bisa turut menyukseskan program-program Pemkab Blora. Termasuk dalam upaya menurunkan stunting dan mengentaskan kemiskinan,” tutur Jauharul Ma’arif.

Lebih lanjut, ia meminta kepada semua pihak yang ada di Blora terutama desa yang menjadi lokasi KKN untuk dapat membimbing mahasiswa yang diterjunkan.

“Mohon bimbingan untuk mahasiswa-mahasiswa kami. Selain itu, kami juga berharap mahasiswa kami berkembang secara akademik maupun sosial. Ke depan menjadi intelektual yang mengerti keadaan masyarakat,” pungkasnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)