Sedekah Bumi Kelurahan Kedungjenar Blora, Warga Ziarah ke Makam Mbah Canggah

BLORA, Lingkarjateng.id – Tradisi iring-iringan barongan meriahkan kegiatan sedekah bumi di Kelurahan Kedungjenar, Kecamatan/ Kabupaten Blora pada Kamis, 25 Mei 2023. Kegiatan tahunan ini diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Kepala Kelurahan Kedungjenar, Suntarsih, menyampaikan bahwa sedekah bumi ini juga merupakan upaya melestarikan budaya leluhur dan kesenian tradisional. Ia menyebut antusiasme masyarakat sangat tinggi dalam menyiapkan kegiatan rutin ini.

“Alhamdulillah, pada acara sedekah bumi Kelurahan Kedungjenar bisa terlaksana berkat gotong royong semua warga masyarakat, nanti malam ada pentas seni di Stadium Seni Budaya Tirtonadi, silakan bisa hadir untuk menonton dan memeriahkan,” ujarnya.

Prosesi acara tradisi sedekah bumi dilaksanakan dengan iringan seni barongan menuju makam Mbah Canggah Sawunggaling yang terletak di samping jembatan Bangkle.      

Di makam Mbah Canggah Sawunggaling itu, Lurah Kedungjenar, Babinsa, Bhabinkamtibmas dan sebagian warga masyarakat setempat menggelar doa yang dipimpin oleh tokoh agama. Setelah itu dilanjutkan makan tumpeng bersama.   

Sementara itu Jatmiko, salah satu tokoh yang dituakan di Kelurahan Kedungjenar, menuturkan bahwa sesepuh Mbah Canggah diakui tidak tau asal-usulnya, karena sudah 360 tahun yang lalu seiring berdirinya Kabupaten Blora.

“Asal-usulnya saya tidak tahu, tetapi bapak saya masih keturunan Mbah Canggah, tapi yang ke berapa tidak tahu. Aslinya nama Mbah Canggah itu Canggah Sawunggaling. Itu, katanya masih keturunan Mbah Sentono Bangkle, tapi gak tahu yang ke berapa,” jelasnya.

Ada sejumlah pusara makam di lokasi itu, sedangkan makam yang asli Mbah Canggah dan istrinya ada di sebelah barat. Kemudian di sebelahnya pusara makam adiknya Mbah Canggah (laki-laki dan perempuan). Sedangkan satu makam lagi R. Soewanto, makam itu dikatakan istimewa karena masih keturunan Bupati Blora yang pertama.  

“Jadi berdasarkan cerita tutur, di makam itu isinya dua orang, yaitu Mbah Canggah dan istrinya,” ucapnya.

Mbah Canggah juga dipercaya masyarakat sebagai pendiri Kelurahan Kedungjenar, yang kala itu bernama Kedung Kluwih.

“Jadi dulu nama desanya bukan Kedungjenar, tetapi Kedung Kluwih. Itu karena dahulu disini ada kedung dan pohon kluwih,” kata Jatmiko.  

Untuk diketahui, saat ini di wilayah kelurahan dan desa di Kabupaten Blora menggelar acara sedekah bumi sesuai hari yang telah ditentukan setiap tahun dengan berbagai acara hiburan yang ditampilkan dan dilaksanakan secara gotong royong.  (Lingkar Network | Lingkarjateng.id)