BLORA, Lingkarjateng.id – Sekolah Dasar Negeri atau SDN Sumengko 1, Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora tak mampu memberikan gaji Guru Tidak Tetap (GTT) sejak Januari 2023 lalu.
Kepala SDN 2 Sumengko, Agus Siswanto, mengatakan bahwa tahun ini total siswa hanya ada 14 anak. Sementara, dana Bantuan Operasional Sekolah tidak bisa untuk meng-cover gaji guru.
“BOS kami tidak mampu meng-cover itu. Total siswa kami hanya 14 anak,” ujar Agus, pada Rabu, 1 Maret 2023.
Agus menjelaskan, untuk kelas 1 hanya memiliki 2 siswa, kelas 2 dihuni 2 siswa, kelas 3 hanya 1 anak, kelas 4 terdiri 2 anak, kelas 5 memiliki 4 siswa, dan kelas 6 hanya 3 siswa.
“Jika per tahun satu anak mendapatkan BOS Rp930.000. Artinya dalam setahun hanya memiliki anggaran Rp13.020.000,” jelasnya.
Sedangkan, dalam sebulan biaya operasional SDN 2 Sumengko kira-kira Rp 1 juta. Sedangkan aturan penggunaan belanja keperluan honor hanya kisaran 20 persen.
“Guru GTT kami ada empat dan PTT ada satu orang. Di mana dua dari empat GTT sudah lolos seleksi PPPK. Sehingga mereka dengan ikhlas tidak menerima honor dari Januari hingga nanti mendapatkan SK penempatan,” terangnya.
Dirinya mengaku, baru 30 Januari 2023 menjadi kepala sekolah di SDN 1 Sumengko. Sebelumnya dirinya menjabat kepala sekolah di SDN 2 Kutukan.
“Kondisi keuangan memang minus di sekolah kami yang sekarang,” imbuhnya.
Saat disinggung berapa besaran honor yang biasa diterima GTT setiap bulan, Agus mengungkapkan, hanya berada di kisaran Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu setiap bulan.
“Sangat tidak layak untuk ukuran sarjana. Tapi inilah faktanya,” pungkas Agus. (Lingkar Network | Hanafi – Lingkarjateng.id)