Kelor, Si Pohon Ajaib

Blora, Lingkarjateng.id – Tak banyak yang tahu kalau Pohon Kelor (Moringa Oleifera) merupakan pohon ajaib. ‘The Miracle Tree’. Padahal saat ini, Kelor menjadi tanaman yang paling dicari di Indonesia. Sebab, Kelor kaya akan kandungan nutrisi bagi tubuh manusia. Mulai dari kaya Vitamin, Mineral, Asam Amino, Protein dan mengandung berbagai macam zat fitokimia serta zat antioksidan yang tersimpan dalam daun dan bijinya.

Owner PT Moringa Organik Indonesia, Dudi Krisnadi mengatakan, bahwa pohon kelor adalah Pohon Ajaib atau ‘The Miracle Tree’. Terutama di bagian daunnya. Sebagaimana kelompok sayuran, maka daun kelor kaya vitamin, mineral, serat dan fitokimia. Kandungan vitamin dan mineralnya apabila di bandingan dengan sayuran lain pada umumnya lebih tinggi kelor.

Selain itu, Daun Kelor segar juga bisa diolah dan dimanfaatkan sebagai bahan makanan sehari-hari. Mulai jus, roti, pasta, goreng, bubu, sup instan. “Menurut sebuah penelitian, vitamin A di daun kelor empat kali lebih tinggi daripada wortel dan vitamin C tujuh kali lebih tinggi dari jeruk. Dengan kandungan yang bisa menangkal radikal bebas tersebut, stres oksidatif juga bisa dikurangi,” terangnya.

Dia menambahkan, duniailmu pengetahuan juga mengakui bahwa Kelor mengandung 46 antioksidan, 36 anti-inflamasi, 90 nutrisi( vitamin esensial, mineral, asam amino, antipenuaan, dan anti inflamasi). 18 asam amino (8 diantaranya essensial), phytonutrien, konsentrasi tinggi zeatin dan lainnya.

Selain itu, kelor juga mengandung 539 senyawa yang dikenal dalam pengobatan tradisional Afrika dan India. Serta telah digunakan dalam pengobatan untuk mencegah lebih dari 300 penyakit dalam Kitab Pengobatan Tradisi Ayurveda.

Menurutnya, kelor juga dapat menjadi solusi Malnutrisi bagi masyarakat tidak mampu di pedesaan. Serta mewujudkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Apalagi tanaman kelor mudah perawatan dan cepat panenannya.

“Hampir seluruh bagian dari tanaman kelor bermanfaat. Mulai dari daun, akar, biji, kulit kayu, buah, bunga, dan polong dewasa. Semua bermanfaat untuk kesehatan. Mulai untuk stimulan jantung, peredaran darah, sebagai Antitumor, Antipiretik, Antiepilepsi, Antiinflamasi, Antiulcer, Antispasmodic, Diutik, Antihipertensi, Menurunkan Kolestrol, Antioksidan, Antidiabetik, Kegiatan Hepatoprokotif Antibaktei dan Antijamur,” terangnya.

Dia menambahkan, meski Pusat Pengembangan Tanaman Kelor di Desa Ngawenombo, Kecamatan Kunduran terletak di tengah area persawahan yang jauh dari pusat Kabupaten, masih sering dikunjungi pengusaha dari berbagai negara. Seperti Malaysia, Singapura, Myanmar, Korea, negara-negara Afrika, Eropa, Norwegia hingga Amerika. Kedatangannya hanya untuk belajar kelor dan pengolahannya. Terutama mengetahui lebih lanjut tentang “Moringa Nutrition Lock Methode” yang ditemukan dan dikembangkan Dudi dan menjadi ciri khas pengolahan Kelor PT Moringa Organik Indonesia.

“Kandungan 18 asam amino yang dibutuhkan untuk membangun tubuh yang sehat dan bugar, sangat tepat untuk menangani gizi buruk. Sehingga banyak negara-negara dari Afrika yang meminati hal ini,” tegas pendiri Kampung Konservasi Kelor di Desa Ngawenombo ini.

Pemerintah Kabupaten Blora juga sempat mengintruksikan seluruh pengurus PKK baik dari tingkat kabupaten hingga kecamatan, serta para Kepala Puskesmas se-Kabupaten Blora untuk aktif mengajak ibu-ibu tingkat Desa dalam memanfaatkan kasiat tanaman kelor. Yaitu dengan mengonsumsi kelor. (Lingkar Network| Lingkarjateng.id)