Awal Ramadhan, Pedagang Pasar di Blora Ngaku Omzet Turun hingga 70 Persen

BLORA, Lingkarjateng.id – Hari pertama bulan Ramadan aktivitas jual beli di Pasar Wulung, Kecamatan Randublatung, Blora terlihat sepi. Pasar yang biasanya ramai penuh sesak terlihat lengang pada Kamis, 23 Maret 2023. Terpantau, hanya nampak beberapa pedagang pasar dan pembeli yang sedang bertransaksi. Bahkan tampak beberapa penjual tidur di lapaknya.

Penjual Cendol Cao, Sumami (60), mengungkapkan jika sebenarnya kondisi ini sudah terjadi sejak sehari sebelum Ramadan. Banyak penjual yang sepakat akan libur di hari pertama puasa.

“Kemarin sudah janjian. Mau pada libur fokus puasa katanya,” ungkapnya.

Selama Bulan Ramadhan, Cafe Karaoke di Blora Tutup Total

Meskipun sudah tahu pasar akan sepi, dirinya yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar ini memaksa untuk tetap membuka lapaknya.

“Siapa tahu banyak pembeli yang ke pasar, membeli dagangan saya. ‘Kan bisa untuk bekal puasa, Nak,” ucapnya.

Selain bulan puasa, ia mengaku biasanya menjual aneka kerupuk. Mulai kerupuk upil, kerupuk rambak maupun kerupuk bolong buntu.

“Selain kerupuk, kalau puasa begini saya jualan cendol dan cao. Biasanya orang nyari ini buat buka puasa,” ucapnya.

Dia mengatakan bahwa penjualan hari pertama puasa tidak seberapa karena sepinya pembeli.

“Dari pagi buta sampai siang baru dapat sedikit. Tetapi tetap bersyukur saja. Nrimo ing pandum,” pungkasnya.

Bupati Hadiri Blora Menyapa Edisi Ramadhan di Cepu dan Sambong

Senada, penjual sembako, Anis (33), menuturkan bahwa hari pertama puasa omzetnya turun 70 persen.

“Sepi sekali hari ini, mungkin besok sudah ramai lagi,” katanya.

Dirinya bertahan hingga siang karena menunggu sales dagangan datang.

“Kalau nggak ada sales, mungkin ikut tutup sekalian,” ucapnya.

Sementara itu, Yeni (39), salah seorang ibu rumah tangga yang hendak berbelanja merasa bingung karena banyak penjual yang kosong karena tutup.

“Mau cari menu buka puasa kok susah begini,” ujarnya.

Meski hanya ingin mencari sayuran bayam dan ikan asin, dirinya mengaku kesulitan.

“Padahal cuma mau sayur bening sama pindang, kok, susah, pada tutup,” tutupnya. (Lingkar Network | Hanafi – Koran Lingkar)